PALANGKA RAYA –Kalteng memiliki luasan perkebunan kakao yang terbesar ketiga, di bawah komoditas kelapa sawit dan kopi. Dengan luasan 2,597 hektare atau sebanyak 531 ton. Melihat dari data dari Dinas Perkebunan (Disbun) Tahun 2022 tersebut, dirasa budi daya kakao sebagai potensi menjanjikan bagi Kalteng.
Untuk mewujudkan hal tersebut, digelar Workshop dan Pelatihan Budi Daya Kakao bagi Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), Staff Fairventures Worldwide (FVW), dan Petani Andalan Tingkat Kalteng Tahun 2023, Rabu (7/6), di Aula Dinas Perkebunan Kalteng Jalan Jenderal Sudirman, Kota Palangka Raya.
Pelatihan diikuti oleh Petani andalan dari Kabupaten Gunung Mas, Barito Timur, Barito Utara, Barito Selatan, dan Katingan.
Usai membuka kegiatan, sekda Kalteng yang diwakili oleh Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Leonard S Ampung dalam sambutannya menyampaikan kegiatan ini sangat startegis karena langsung dihadapkan para penyuluh lapangan dan petani kakao.
“Budi daya kakao ini kebutuhan dunia. Kita Indonesia masih eksis dalam perkebunannya, terutama kelapa sawit. Untuk kakao kita mulai hari ini, kita kawal potensinya dari hulu sampai ke hilirnya. Dan juga peranan teknologi yang perlu di-sharing bersama, agar produktifitas dan kualitasnya terjaga, petaninya pun terjamin kesejahteraan,” ucapnya.
Sementara itu, Plt Kepala Disbun Kalteng Rizky Ramadahan mengharapkan dari pelatihan ini diharapkan peserta mendapatkan informasi terkini mengenai teknik budi daya kakao yang efektif dan berkelanjutan. “Kami tekankan pada hilirisasinya dan produksi agar para petani punya harapan ekonomi yang berkelanjutan,” sebut Plt Kepala Disbun Kalteng Rizky Ramadhana.(bro*/ila)