SAMBUTAN –Deputi Bidang Pendidikan dan Peran Serta Masyarakat KPK RI Wawan Wardiana saat menjadi keynote speak dalam Bimtek Keluarga Berintegritas.(foto zaki/kaltengtv.com)
PALANGKA RAYA –Peran keluarga sebagai benteng terakhir dari upaya pencegahan korupsi akhir-akhir ini mulai tergerus. Banyak para pemangku jabatan di pemerintahan, baik suami atau istri dan juga saudara terlibat dalam praktik KKN tersebut.
Mencegah modus tersebut terulang kembali, Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia (KPK RI) sengaja datang ke Kalteng. Pihaknya menyelenggarakan Bimbingan Teknis (Bimtek) Keluarga berintegritas bagi Pejabat Pemerintah Daerah dan Pelaku Usaha dalam rangka meningkatkan kapabilitas dan peran serta masyarakat terhadap upaya pemberantasan korupsi di Kalteng, Jumat (4/8), bertempat di Ballroom Swiss-Belhotel Danum, Palangka Raya.
Deputi Bidang Pendidikan dan Peran Serta Masyarakat KPK RI, Wawan Wardiana yang memberikan keynote speak kepada pejabat pemerintah daerah dan pelaku usaha yang hadir beserta pasangannya menyampaikan tiga pendekatan KPK dalam membangun Keluarga Berintegritas. Dengan pendidikan, perbaikan sistem, dan penindakan.
“Sekarang itu banyak orang melakukan korupsi dengan kelaurga, yang kami harapkan sebagai benteng terakhir, sebaliknya malah mendorong untuk melakukan. Nah yang kami inginkan sekarang keluarga ini punya nilai antikorupsi, punya integritas,” ungkapnya.
Wawan menyebutkan, nilai-nilai antikorupsi itu termuat dalam sembilan Nilai Integritas yang biasa disebut dengan ‘JUMAT BERSEPEDA KK’. Yaitu Jujur, Mandiri, Tanggung Jawab, Berani, Sederhana, Peduli, Disiplin, Adil, dan Kerja Keras.
“Sembilan nilai antikorupsi inilah yang terus-menerus oleh KPK coba sosialisasikan, sebarluarkan, dan dikampanyekan ke seluruh pejabat dan masyarakat, agar bisa diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari, dimulai dari keluarga,” harapnya.
Ia bersyukur gubernur, wagub, sekda, beberapa bupati dan pejabat perangkat daerah yang hadir beserta istri dan suaminya turut hadir pada kegiatan tersebut.
“Kita ingat gaya hidup hedon dan keinginan untuk hidup lebih dari cukup, yang kita sadari ini dapat memicu korupsi. Dari kegiatan ini tentu harapan kami dapat menutup niat dan kesempatan tersebut, dan tercipta keluarga-keluarga berintegritas,” tambahnya.(bro/ila)