PALANGKA RAYA –Tiga orang saksi dihadirkan oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia (KPK RI) pada sidang lanjutan atas kasus korupsi terdakwa Ben Brahim S Bahat dan Ary Egahni, Selasa (12/9). Tiga orang saksi itu yakni Kristian Adinata, Teras dan Adi Candra.
Sidang diawali dengan mendengarkan keterangan saksi Kristian Adinata yang merupakan mantan sopir Terdakwa Ben Brahim. Salah satu kesaksian yang terungkap yakni penggunaan rekening saksi sebagai tempat menitip uang yang akan diterima dari dua perusahaan sawit.
Saksi menuturkan jumlah uang yang masuk sebesar Rp75juta dari PT Dwi Warna Karya selama sepuluh bulan. Kemudian, Rp40 Juta dari PT Globalindo Agung Lestari per bulan selama tujuh bulan. Total keseluruhan Rp 1 Miliar 30 Juta.
“Apakah jumlah (uang yang akan ditransfer, red) tersebut disebutkan oleh terdakwa I kepada saudara (saksi, red)?” tanya majelis hakim.
“Ya pak,” jawab saksi.
Selama diterima di rekening saksi, uang tersebut ditarik saat pembayaran keperluan pribadi Ben Brahim seperti pembelian tiket pesawat. Sisanya akan ditarik semua oleh saksi dan diberikan kepada ajudan Ben Brahim yang bernama Eko Darma Putra.
Dalam persidangan itu pun diketahui jika saat proses penyelidikan oleh KPK RI terhadap kedua terdakwa, saksi mendapatkan perintah dari terdakwa Ary Egahni untuk membakar bukti transfer. “Saya diperintahkan membakar bukti transfer tapi saya tidak lakukan. Terdakwa I memerintahkan saya juga hpnya dibuang dan diganti,” tutur saksi.
Sampai berita ini ditayangkan, sidang masih dilanjutkan dengan mendengar kesaksian Kepala Dinas PUPRPKP Kapuas Teras dan Adi Candra yang diketahui dalam dakwaan merupakan Direktur Utama PT Rafika Jaya Persada Nusantara dan PT Karya Hemat Persada Nusantara.(ila)
