PALANGKA RAYA – Hari terakhir Festival Budaya Isen Mulang (FBIM) Tahun 2023 masih dimeriahkan oleh beberapa lomba, salah satu yaitu Lomba Maneweng, Manetek, dan Manyila Kayu, Sabtu (27/5) pagi, di Halaman GOR Serbaguna Palangka Raya.
Lomba Maneweng, Manetek, dan Manyila Kayu yang dalam Bahasa Indonesia artinya Menebang, Memotong, dan Membelah Kayu ini diikuti oleh sembilan kabupaten/kota di Kalimantan Tengah. Diantaranya Kota Palangka Raya, Kabupaten Kapuas, Pulang Pisau, Barito Selatan, Baruti Utara, Murung Raya, Lamandau, dan Sukamara.
Koordinator lomba Maneweng, Manetek, dan Manyila Kayu, Markorius mengatakan bahwa di masa sekarang teknik menebang pohon secara tradisional khas Suku Dayak ini sudah mulai digantikan dengan penggunaan gergaji mesin untuk menebang pohon.
“Salah satu alat yang unik dalam teknik menebang pohon yaitu yang dimiliki Suku Dayak, dan ini sudah mulai tergantikan. Makanya diperlukan pelestarian budaya ini melalui perlmobaan seperti ini,” ucapnya.
Ia juga menyampaikan yang menjadi penilaian dalam Lomba Maneweng, Manetek, dan Manyila Kayu ini adalah teknik, kerapian, dan kecepatan. Salah satunya posisi maneweng yang tidak boleh berubah dari tempat berdirinya saat menebang pohon, agar pohon yang ditebang jatuh sesuai arah yang sudah ditargetkan.
“Kecepatan bukan yang utama, kalau cepat tapi tidak rapi, tidak bagus hasilnya. Kalau dulu, menebang pohon ini penuh prinsip dan perhitungan, banyak kejadian pohon yang ditebang terjatuh menimpa si penebang. Nah ini karena gak paham ilmunya, jadi berbahaya kalau gitu,” pungkasnya.(zaki/yon)