PALANGKA RAYA –Juni 2023 menjadi bulan dengan grafik tertinggi titik api kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Yakni sebanyak 482 titik, 161 kali karhutla dan 394,8241 hektare terbakar.
Memasuki Juli 2023, curah hujan yang tinggi mengurangi jumlah Titik Hotspot menjadi sebanyak 86 titik. Kemudian, 110 kali kejadian Karhutla, dan 198,554 ha luas Karhutla, per hari Rabu (19/7).
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalimantan Tengah, Ahmad Toyib dalam laporan yang disampaikannya pada Rapat Evaluasi Teknis Penanganan Karhutla Tahun 2023 dan Kesiapan Anggaran Karhutla 2024 serta Rapat Koordinasi Logistik dan Peralatan Provinsi Kalteng, Kamis (20/7), mengatakan titik panas di Juli 2023 lebih rendah dari Juni 2023. Hal itu, mengingat kondisi cuaca di Juli yang terjadi hujan dengan intensitas tinggi dibanding Juni 2023.
“Meski (cuaca di Juli) demikian, kewaspadaan kami terhadap Karhutla tetap harus dipertahankan bahkan ditingkatkan. Mengingat musim kemarau diprediksi masih terus berlanjut hingga Oktober 2023 mendatang,” sebutnya.
BPBD Kalteng pun telah mengaktifkan sebanyak 35 pos lapangan, di 31 kecamatan dari delapan kabupaten/kota prioritas. Dengan personil di dalamnya yaitu Bhabinsa, Bhabinkamtibnas, dan masayarakat setempat.
“Dengan adanya rapat yang dilaksanakan ini, hasil yang kami harapkan dapat dicapai setidaknya yaitu komitmen anggaran Karhutla pada kecamatan yang belum ada pos lapangan, komitmen anggaran kecamatan risiko tinggi karhutla pada 2024, beserta penyediaan sarpras, logistik penanggulangan bencananya,” pungkas Toyib.(bro/ila)