PALANGKA RAYA –Sebagai ujung tombak pelestarian cagar budaya di wilayah Kalimantan Tengah, 20 peserta yang berasal dari kabupaten/kota dan ASN di bidang Sejarah Pelestarian dan Cagar Budaya mengikuti praktik pemetaan situs cagar budaya di Tugu Soekarno atau Tiang Pancang, baru-baru ini.
“Tujuan diadakannya praktik pemetaan ini agar mengetahui bagaimana proses pemetaan atau plotting cagar budaya dan menentukan titik koordinat menggunakan alat dan memasukkannya ke dalam peta sebaran cagar budaya. Sehingga bisa dipraktikkan di tempat masing-masing sebagaimana yang telah diajarkan oleh narasumber,” jelas Maria Kabid Sejarah Pelestarian dan Cagar Budaya Disbudpar Kalteng.
Bukan itu saja, para peserta pun diharapkan bisa melakukan pemetaan posisi menggunakan GPS, sehingga mampu mengidentifikasi posisi keberadaan situs cagar budaya, bangunan cagar budaya atau kawasannya.
Maria Doya Aden menambahkan pembekalan praktikk pemetaan dinilai penting untuk penetapan sebaran situs cagar budaya di Kalteng. Menurutnya, pemetaan atau plotting berguna untuk menentukan posisi cagar budaya berdasarkan titik koordinat dan peta.
Di tempat yang sama, narasumber dari Balai Pelestarian Cagar Budaya XII Kaltengsel Hadi memaparkan adanya praktik pemetaan ini agar deskripsi data yang disampaikan terkait situs cagar budaya tidak hanya deskripsi secara verbal saja.
“Praktik ini memberikan pengetahuan kepada juru pelihara bagaimana memplotting sehingga menjadi peta titik koordinat pada setiap situs cagar budaya. Sehingga keberadaannya tidak hanya deskripsi lingkungan tetapi juga dilengkapi dengan titik koordinat posisi objek yang bias dipetakan. Dari titik koordinat tersebut bisa diproses menjadi peta sebaran cagar budaya,” tambah Hadi.(ayu/ktv)