PALANGKA RAYA –Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Advokat Indonesia (DPP Ikadin) Dr. Adardam Achyar, SH, MH menyatakan bahwa banyaknya memenangkan suatu perkara dan banyak hartanya, bukan menjadi ukuran kesuksesan seorang advokat. Hal itu disampaikan Adardam saat melantik/mengukuhkan enam kepengurusan DPC Ikadin Kalimantan Tengah di Hotel Aquarius Palangka Raya, Minggu malam (16/9).
Keenam DPC itu adalah Kota Palangka Raya, Sampit, Kuala Kapuas, Gunung Mas, Tamiang Layang dan Kotawaringin Barat.
Achyar yang didampingi Plt Ketua DPC Peradi Palangka Raya Dekie GG Kasenda, SH MH dan Sekretaris Jenderal DPP Ikadin Rivai Kusumanegara, SH, MH juga mengatakan bahwa dalam konteks penegakkan hukum tidak ada istilah kalah atau menang. Sebab kalau pakai istilah kalah atau menang, maka ada tendensi suatu pertarungan.
Padahal tugas advokat sebagai penegak hukum adalah menggali, mengumpulkan dan memformulasikan nilai-nilai keadilan sehingga menjadi nilai yang paling hakiki dalam suatu perkara.
Menurut Achyar, Ikadin sebagai organisasi tertua saat ini, sebagai organisasi yang berhadapan dengan rezim orde baru (Orba) head to head, ingin agar kembali kepada khitah sebagai penegak hukum. Advokat Ikadin harus menjadi contoh advokat profesional, berintegritas dan bermoral.
Achyar juga mengungkapkan keprihatinannya atas penegakkan hukum di tanah air yang disebutnya sudah jauh di bawah nadi. Bahkan dia mengibaratkan sudah minus jauh.
Dia mencontoh baru di republik ini dalam satu tahun ada dua hakim agung terkena operasi tangkap tangan (OTT), ada dua jenderal terlibat masalah narkoba dan pembunuhan.(yon)
